Langsung ke konten utama

Jurnal Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh


JURNAL
KALIBRASI TERMOMETER DAN PENENTUAN TITIK LELEH



DISUSUN OLEH :
SEPRIDA ANJELINA TARIGAN
(NIM : A1C117051)

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019






PERCOBAAN 2

 I.     JUDUL : Kalibrasi Termometer dan Penentuan Titik Leleh

II.     HARI,TANGGAL : Kamis, 28 Februari 2019

III.  TUJUAN PERCOBAAN :
                Pada akhir percobaan ini mahasiswa harus dapat memahami dan terampil dalam:
        a.       Prinsip-prinsip dasar dalam penentuan titik leleh senyawa murni.
        b.      Melakukan kalibrasi termometer sebelum digunakan untuk penentuan titik leleh suatu             senyawa murni.
        c.       Membedakan titik leleh suatu senyawa murni dengan senyawa yang tidak murni.

        d.      Melakukan penentuan titik leleh suatu senyawa murni yang diberikan sebagai sampel.

IV.    LANDASAN TEORE
           Termometer adalah suatu alat untuk mengukur suhu dalam keadaan dingin, biasa dan panas dari suatu objek baik dalam wujud cair, padat maupun uap. Termometer tersebut perlu diteliti ketetapan pengukurannya sebelum digunakan untuk menentukan derajat dingin, biasa, dan juga panas dari objek yang ingin diukur. Hasil yang diberikan termometer tentang ketepatan dan keakuratan dari pengukuran suhu dari objek tersebut sangatlah menentukan langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh praktikan untuk percobaan selanjutnya seperti penentuan titik leleh zat padat. Jadi anda harus melakukan prosedur baku kalibrasi  agar termometer yang ingin digunakan tersebut benar-benar akurat dan siap digunakan. Selain itu anda harus dapat mengetahui apakah termometer itu masih layak dan juga berfungsi atau bahkan dalam keadaan rusak permanen, dan anda juga perlu mengetahui bagaimana cara menghindari kerusakan suatu termometer baik ketika disimpan maupun ketika digunakan saat mengukur suhu (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).

                Termometer sangatlah diperlukan dalam dunia pendidikan yang digunakan sebagai alat mengukur suatu suhu, secara khsusnya yaitu dalam eksperimen fisika. Selain memakai termometer analog, saat perkembangan teknologi ditemukan suatu termometer digital dengan logam sebagai sensor suhunya kemudian berkembang dan perkembangan tersebut dibantu oleh rangakian elektronik sehingga ditampilkan dalam bentuk angka yang mudah dipahami (Oxtoby, 2001).

                 Titik leleh suatu zat padat adalah keadaan pada suhu tertentu fasenya berubah dari fase padat ke fase gas. Tingkat kemurnian zat tersebut dapat dilihat dari perbedaan suhu saat mulai meleleh dengan ketika zatnya sudah memeleh seluruhnya. Jika perbedaan suhunya semakin kecil maka kemurniannya akan semakin tinggi dan juga sebaliknya jika perbedaan suhunya semakin besar maka kemurniannya semakin kecil. Misalnya dengan mencampurkan zat padat dengan zat padat lainnya dapat ditentukan perbedaan suhu sebelum dicampur dengan suhu sesudah dicampur dengan beberapa perbandingan seperti 1: 0,5 , 1:1, 1:2 dan seterusnya. Dari percobaan penentuan titik leleh tersebut diharapkan anda dapat menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi suatu perubahan wujud dari padat menjadi gas, dan juga diharapkan dapat mengetahui cara mempercepat dan memperlambat terjadinya perubahan wujud dari padat menjadi gas tersebut ( http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/02/26/70/).

          Titik leleh senyawa murni adalah senyawa  dimana suhu pada fase padat dan cairnya itu berada dalam kesetimbangan dengan tekanannya itu 1 atm. Kalor digunakan untuk memecahkan kisi kristal dari bentuk kristal ke bentuk cair. Dalam proses pelelehan diperlukan waktu dan sedikit perubahan suhu. Rentang perubahan suhu lelehnya semakin sedikit (tidak lebih dari 1 derajat) jika senyawanya semakin murni. Jika di dalam suaru kisi ada zat asing maka dapat mengganggu struktur kristal dan juga akan membentuk ikatan-ikatan didalamnya. Sehingga titik leleh senyawa (tidak murni) ini akan lebih rendah dari senyawa murninya dan juga trayek lelehnya semakin lebar.
        Dalam penentuan titik leleh suatu senyawa murni dapat ditentukan dari pengamatan trayek titik lelehnya, dilihat saat terjadi pelelehan (sedikit) sampai seluruh kristalnya mencair. Hal tersebut dilakukan dilakukan pada sedikit kristal, kristal itu diletakkan di ujung bawah pipa gelas kapiler, lalu panaskan secara perlahan dengan merata di sekitar kapiler ini. Suhu diukur ditemapat dimana zatnya meleleh ( Tim Kimia Organik, 2016).

        Titik leleh suatu senyawa adalah jika pada suhu tertentu suatu senyawa telah meleleh seluruhnya. Senyawa murni sering mampunyai  titik leleh tajam karena suhunya itu hampir tetap selama meleleh, misalnya suhunya 127-128 derajat celsius atau 180-181 derajat celsius. Namun untuk senyawa tidak murni akan meleleh pada suhu 123-126 derajat celsius atau 178-180 derajat celsius, yang menyebabkan terjadinya penurunan titik leleh tersebut adalah suatu zat asing, suatu bahan yang mempunyai titik leleh lebih rendah atau lebih tinggi dari senyawa utamanya (Hadyana, 1994).

        Untuk mengetahui kemurnian suatu zat maka dapat kita ketahui dari titik lelehnya. Suatu zat murni akan memiliki titik leleh yang lebih tinggi dibandingkan dengan senyawa tidak murni ( sudah termcur dengan zat lain). Jadi untuk mendapatkan logam yang murni, dari pross timbang hasil bijih logam tersebut dianaskan dalam dapur pemanas sampai melebur lalu untuk memperoleh logam yang murni dilakukan proses lanut (Chang,2005).

V.       ALAT DAN BAHAN
5.1   Alat
·         Erlenmeyer
·         Termometer
·         Gabus
·         Pipa kapiler
·         Benang
·         Kertas milimeter
·         MPA
5.2  Bahan
·         Es
·         Air
·         Sampel zat murni
·         Minyak
·         Naftalen
·         Glukosa
·         Alpha-naftol
·         Asam benzoat
·         Maltosa

VI.     PROSEDUR KERJA
                 6.1   Kalibrasi Termometer
a.       Buat campuran bubuk es dan air dalam labu erlenmeyer 250 mL sehingga 2/5 bagian volumenya terisi.
b.      Masukkan termometer hingga ujungnya menyentuh campuran es + air, sumbatlah mulut labu erlemeyer tersebut dengan gabus, sehingga campuran tersebut terisolasi dari udara luar.
c.       Catat batas bawah skala termometer tersebut (0).
d.      Angkatlah termometer dan ulangi lagi posedur a-c tersebut.
e.      Rancang kembali alat dengan mengisi 2/5 bagian erlenmeyer dengan aquades.
f.        Masukkan termometer hingga tepat 1 cm di atas permukaan air, sumbat dan usahakan termometer berada pada posisi tegak/vertikal.
g.       Lakukan pemanasan dan catat suhu saat air mulai mendidih dan suhu tidka naik-naik lagi (konstan).
h.      Ulangi prosedur c-g sekali lagi.

6.2   Penentuan Titik Leleh
                   a. Ambil pipa gelas kapiler, lalu bakar ujung sehingga tertutup.
                   b. Masukkan sampel zat murni atau campuran dari ujung lainnya. Lalu padatkan dengan bantuan stick yang berlobang tengannya. Tinggi sampel dalam pipa kapiler tidak lebih dari 2 mm.
                  c. Kemudian pipa kapiler yang telah berisi sampel tersebut diikatkan dengan termometer menggunakan benang (bagian ujung bawah termometer).
                  d. Masukkan alat tersebut ke dalam erlenmeyer yang telah diisi air tau minyak (tergantung tinggi TL zat tersebut) dengan mengisi 2/3 erlenmeyer dan sumbat dengan gabus mulut erlenmeyer.
                 e. Panaskan perangkat alat ini secara perlahan dan catat suhu saat tepat zat meleleh hingga semua zat meleleh.
                 f. Lakukan prosedur a-e sebanyak dua kali untuk tiap sampel yang diberikan. Sampel murni terdiri dari naftalen, glukosa, alpha-naftol, asam benzoat dan maltosa.
                 g. Dengan cara yang sama tentkan titik leleh campuran dua senyawa dengan proporsi 1:1, 1:3 dan 3:1. Gambarkan titik autentik yang diroleh. Untuk hasil yang baik, gambarkan tiik autetk pada kertas milimeter block, gambar titik autentik pada kertas milimeter block (kertas grafik).

6.3   Demonstarsi Titik Leleh dengan MPA (Melting Point Apparatus)
      Alat ini khusus digunakan untuk penentuan titik leleh dengan menggunakan sumber panasnya listrik dan skala suhu ditunjukkan oleh sinyal digital.
      Sampel yang akan ditentukan titik lelehnya ditemptkan pada pipa gelas kapiler setelah lebih kurang 2 mm. Pipa kapiler ini akan ditempatkan alat bagian atas. Terdapat tiga lubang yang diameternya 3mm, lubang tengah untuk pipa kailer yang berisi sampel dan dua lubang lain diisi dengan pipa kapiler kosong (blanko).
      Alat kemudian dihubungkan dengan tmbol listrik dan on-kan. Variabel suhu dapat datur dengan tomblok agar naik secara konstan dengan kecepatan tertentu. Pengamatan dapat dilakukan dri lubang kecil di sisi depan alat ini. Perhtikan suhu saat zat mulai meleleh.


https://www.youtube.com/watch?v=nQNaTfqXECk&t=3s
klik link video di atas untuk menjawab beberapa pertanyaan dibawah ini

1. Apa fungsi dari dibakarnya  salah satu ujung pipa kapiler terlebih dahulu sebelum dimasukkan serbuk naftalen tersebut?

2. Mengapa ujung termometer tidak bisa sampai menyentuh dasar gelas kimia tersebut?

3. Apa fungsi dari di aduk secara hati-hati pada proses pemanasan tersebut?





Komentar

  1. Niken Ayu Hestiantari (033) saya akan mencoba menjawab pertanyaan yang nomor 1. Menurut saya pipa kapiler mempunyai 2 sisi lubang yang terbuka, sehingga fungsi dari dibakarnya salah satu ujung pipa agar serbuk naftalen yang kita masukkan kedalam pipa kapiler tidak jatuh karena ujung yang kita bakar menjadi tertutup.

    BalasHapus
  2. Ratna Kartika Sari (A1C117011) saya akan menciba menjawab pertanyaan no 2. Menurut saya alasan mengapa termometer tidak boleh sampai menyentuh dasar gelas kimia karna jika termometer menyentuh dasar gelas kimia makan suhu yg terukur tidak lagi suhu air yang ada pada gelas kimia akan tetapi suhu antara air dan gelas kimia itu sendiri. Maka dari itu termometer tidak boleh sampai menyentuh gelas kimia agar mendapatkan suhu air yg ada pada gelas kimia..

    BalasHapus
  3. Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. saya Tria Pradina Loke (A1C117075) saya akan menjawab pertanyaan no.3. menurut saya fungsi di aduk-aduknya air pada proses pemanasan agar air tersebut panasnya merata, ataupun agar suhu yang dihasilkan dapat sesuai seperti apa yang diinginkan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Keragaman dan Keunikan Struktur Kimia Steroid

Steroid Steroid adalah senyawa  bahan alam yang memiliki 17 atom karbon yang membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana  dengan struktur dasarnya yang dibentuk 1,2-sikloentenoperhidrofenantren. Kerangka dasar dari stereoid ini berbentuk triterpen jasiklik. Struktur stereoid memiliki empat cincin dimana pada cincin A, B dan C-nya terdapat 4 atom karbon dan cincin D-nya terdapat lima atom karbon. Steroid merupakan turunan dari terpena dan skualena. Yang membedakan dari semua jenis steroid terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh empat cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin. Klasifikasi Steroid: Perbedaan antar kelompok dari steroid dapat dilihat dari jenis substituen R1, R2, dan R3 yang mengikat pada kerangka dasar steroid diatas sedangkan perbedaan dari setiap senyawanya diakibatkan dari panjang rantai karbon substituen, gugus fungsi substituen, jumlah dan posisi gugus fungsi oksigen, dan ikatan rangkap pada kerangka dasar serta konf

Jurnal Analisa Kualitatif Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelarutan

JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I DISUSUN OLEH : SEPRIDA ANJELINA TARIGAN (NIM : A1C117051) DOSEN PENGAMPU: Dr. Drs. SYAMSURIZAL.,M.Si        PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI  2019 PERCOBAAN 1 I.      JUDUL : Analisa Kualitatif   Unsur-Unsur Zat Organik dan Penentuan Kelarutan II.   HARI, TANGGAL : Sabtu, 23 Februari 2019 III.              TUJUAN PERCOBAAN :      Pada akhir percobaan ini mahasiswa harus dapat dan memahami mengenai : a.          Prinsip dasar dalam analisa kualitatif dalam kimia organik. b.          Tahapan kerja analisa yang dimulai dengan unsur karbon, hidrogen, belerang nitrogen,           halogen dalam suatu senyawa organik dan penentuan kelas kelarutannya. c.          Mencoba beberapa senyawa unknown un

Jurnal Reaksi-reaksi Alkohol dan Fenol

    JURNAL VI PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I REAKSI-REAKSI ALKOHOL DAN FENOL DISUSUN OLEH : SEPRIDA ANJELINA TARIGAN (NIM : A1C117051) DOSEN PENGAMPU : Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI                                                                             2019                                                               PERCOBAAN 6 I. JUDUL : Reaksi-reaksi Alkohol dan Fenol II. HARI,TANGGAL : Sabtu, 30 Maret 2019 III. TUJUAN       Setelah menyelesaikan percobaan ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami dan mengetahui:  Dapat memahami dan mengetahui perbedaan sifat- sifat antara alkohol dan fenol  Dapat memahami jenis-jenis reaksi dan pereaksi yang digunakan untuk membedakan antara senyawa-senyawa alkohol dan fenol  Dapat memahami asas-asas dari reaksi tersebut pada 2. IV. LANDASAN TEORI