LAPORAN PRATIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN III
"PEMURNIAN ZAT PADAT"
SEPRIDA ANJELINA TARIGAN
(NIM : A1C117051)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
7.2 Sublimasi
VIII. PEMBAHASAN
VII. DATA PENGAMATAN
7.1 Rekristalisasi
No
|
Perlakuan
|
pengamatan
|
1.
|
50 mL air suling dipanaskan
|
Timbul gelembug-gelembung
|
2.
|
Ditambahkan sedikit demi sedikit air suling kedalam 0,5 gr asam benzoat tercemar (gula) dan norit kemudian diaduk
|
Warna coklat kehitaman dan zat padatnya larut seluruhnya
|
3.
|
Disaring campuran (dalam keadaan panas) dan tampung filtratnya lalu disiram endapan yang tertinggal dengan air panas
|
Warna larutan menjadi jernih
|
4.
|
Dijenuhkan dan didinginkan dengan es
|
Kristal terbentuk
|
5.
|
Disaring kristal yang terbentuk dan dikeringkan kemudian diuji titik leleh dari kristalnya dan bandingkan dengan handbook
|
Titik leleh kristal (asam benzoat murni) yaitu tepat meleleh 117 oC dan meleleh seluruhnya 120 oC
|
7.2 Sublimasi
No
|
perlakuan
|
pengamatan
|
1.
|
Dimasukkan 1-2 gram naftalen tercemar (pasir) dalam
cawan penguap lalu ditutup dengan kertas saring yang telah dibuat
lubang-lubang kecil
|
Warna campuran coklat
|
2.
|
Disumbat corong dengan gelas wol/kapas dan panaskan
pada nyala api
|
Ketika dipanaskan corong menjadi buram karena adanya
uap Naftalen, ketika lama dipanaskan terdapat kristal pada samping corong
|
3.
|
Dihentikan pembakaran dan dikumpulkan zat yang ada
pada kertas saring dan diuji titik leleh kristalnya
|
Kristal terdapat di seluruh permukaan corong dan
dikapas atau wol namun di kertas saring tidak ada dan didalam cawan hanya tertinggal
pasir.
Titik lelehnya: 73oC mulai melelh dan
80,3oC meleleh seluruhnya
|
VIII. PEMBAHASAN
Proses pemisahan dan pemurnian zat padat terdiri dari beberapa jenis, antara lain: kristalisasi, destilasi, sublimasi, rekristalisasi, ekstraksi, kromatografi, dan penukaran ion. Namun pada percobaan kali ini hanya dilakukan rekristalisasi dan sublimasi. Sebelum kita melakukan pemurnian suatu zat maka kita harus dapat mengenali zat tersebut mulai dari sifat fisika dan juga sifat kimia nya dan juga dapat mengidentifikasi pelarut organik yang digunakan agar hasil pemurnian nya maksimal. Dalam percobaan ini dilakukan pemurnian pada Naftalen yang tercemar (gula) dan juga Asam benzoat yang tercemar (pasir) (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/03/07/pemurnian-zat-padat-organik93/).
8.1 Rekristalisasi
Pada percobaan rekristalisasi ini digunakan Asam benzoat yang sudah tercemar oleh gula, pelarut yang digunakan yaitu air panas. Dalam hal ini digunakan pelarut panas dikarenakan zat padat yang akan dimurnikan tersebut akan lebih cepat larut dibandingkan pelarut dingin. Pada percobaan ini norit digunakan untuk membantu proses pemurnian Asam benzoat tersebut dengan mengikat zat pengotor pada Asam benzoat tersebut. Banyaknya zat yang digunakan yaitu Asam benzoat 2 sudip, gula satu sudip, dan norit 1 sudip. Prosedur yang dilakukan yaitu ketika semua campuran sudah dimasukkan ke dalam gelas kimia dan di larut kan dengan air panas, ketika semuanya larut warna campuran nya coklat kehitaman. Larutan itu disaring menggunakan corong Bucner dan corong itu juga di lapisi oleh kertas saring yang sudah di beri lubang-lubang kecil menggunakan jarum, kertas saring ini dapat membantu proses pemurnian zat tersebut agar zat pengotor nya itu tidak ikut lagi. Setelah disaring warna larutan nya berubah menjadi jernih dan kertas saring tersebut menjadi warna coklat kehitaman. Ketika sudah selesai proses penyaringan kristal belum ada yang terbentuk, selanjutnya kami melakukan pendinginan menggunakan air es dengan letekkan gelas kimia tersebut didalam sebuah wadah yang berisi air es. Pada saat proses pendinginan kristal terbentuk sedikit demi sedikit pada gelas kimia, lalu kami menyaring kristal tersebut dan di keringkan. Setelah kristal nya kering dimasukkan ke dalam pipa kapiler untuk di uji titik lelenya didalam minyak goreng yang dipanaskan agar diketahui kemurnian campuran tersebut setelah melewati proses pemurnian. Titik leleh yang didapatkan yaitu pada saat suhu 117oC kristalnya tepat mendidih dan pada suhu 120oC kristalnya sudah mendidih seluruhnya. Hasil dari pemurnian Asam benzoat dapat dikatakan berhasil dengan kristal yang terbentuk sudah murni dengan hasil titik leleh tidak begitu jauh dengan hasil uji titik leleh asam benzoat murni yang telah kami lakukan pada percobaan sebelumnya.
8.2 Sublimasi
Pada proses sublimasi ini suatu zat padat yaitu Naftalen dimurnikan dari pengotornya yaitu pasir tetapi tidak melalui proses pelarutan melainkan mengubah fasanya ke fasa uap. Dimasukkan Naftalen 1 gram dan juga pasir 1 gram kedalam cawan penguap lalu ditutup menggunakan kertas saring yang sudah di buat lubang-lubang kecilnya. Kemudian diletakkan corong yag sudah ditutup bagian ujung kecilnya dengan wol, corong diletakkan dengan terbalik yaitu lubang besar ke arah cawan penguap. Lalu cawan tersebut dipanaskan, tidak lama kemudian corong menjadi buram hal itu dikarenakan adanya uap naftalan yang keluar melalui kertas saring yang sudah di lubangi tersebut, setelah beberapa menit mulai terbentuk kristal di dinding corong. Ketika kristalnya sudah terbentuk banyak maka corongnya di ambil dan kristalnya di pisahkan dan dikeringkan untuk di uji titik lelehnya. Kristal yang terbentuk itu terletak di seluruh bagian dalam dari corong dan juga pada wol, namun pada kertas saring tidak ada yang terbentuk. Pada cawan hanya tertinggal pasir yang berwana kecoklatan. Setelah kristalnya dingin dan dimasukkan ke dalam pipa kapiler kemudian di uji titik lelehnya didalam air yang mendidih. Pada suhu 72oC kristal tepat meleleh dan pada suhu 80,3oC kristalnya sudah meleleh seluruhnya. Pada pemurnian ini di dapatkan Naftalen yang sudah murni (Naftalen yang bebas dari pengotor) hal ini dapat dilihat dari titik leleh yang di dapatkan hampir sama dengan titik leleh senyawa Naftalen murni yang telah kami lakukan pada percobaan sebelumnya.
IX. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik setelah melakukan percobaan ini ialah:
LAMPIRAN FOTO
8.1 Rekristalisasi
Pada percobaan rekristalisasi ini digunakan Asam benzoat yang sudah tercemar oleh gula, pelarut yang digunakan yaitu air panas. Dalam hal ini digunakan pelarut panas dikarenakan zat padat yang akan dimurnikan tersebut akan lebih cepat larut dibandingkan pelarut dingin. Pada percobaan ini norit digunakan untuk membantu proses pemurnian Asam benzoat tersebut dengan mengikat zat pengotor pada Asam benzoat tersebut. Banyaknya zat yang digunakan yaitu Asam benzoat 2 sudip, gula satu sudip, dan norit 1 sudip. Prosedur yang dilakukan yaitu ketika semua campuran sudah dimasukkan ke dalam gelas kimia dan di larut kan dengan air panas, ketika semuanya larut warna campuran nya coklat kehitaman. Larutan itu disaring menggunakan corong Bucner dan corong itu juga di lapisi oleh kertas saring yang sudah di beri lubang-lubang kecil menggunakan jarum, kertas saring ini dapat membantu proses pemurnian zat tersebut agar zat pengotor nya itu tidak ikut lagi. Setelah disaring warna larutan nya berubah menjadi jernih dan kertas saring tersebut menjadi warna coklat kehitaman. Ketika sudah selesai proses penyaringan kristal belum ada yang terbentuk, selanjutnya kami melakukan pendinginan menggunakan air es dengan letekkan gelas kimia tersebut didalam sebuah wadah yang berisi air es. Pada saat proses pendinginan kristal terbentuk sedikit demi sedikit pada gelas kimia, lalu kami menyaring kristal tersebut dan di keringkan. Setelah kristal nya kering dimasukkan ke dalam pipa kapiler untuk di uji titik lelenya didalam minyak goreng yang dipanaskan agar diketahui kemurnian campuran tersebut setelah melewati proses pemurnian. Titik leleh yang didapatkan yaitu pada saat suhu 117oC kristalnya tepat mendidih dan pada suhu 120oC kristalnya sudah mendidih seluruhnya. Hasil dari pemurnian Asam benzoat dapat dikatakan berhasil dengan kristal yang terbentuk sudah murni dengan hasil titik leleh tidak begitu jauh dengan hasil uji titik leleh asam benzoat murni yang telah kami lakukan pada percobaan sebelumnya.
8.2 Sublimasi
Pada proses sublimasi ini suatu zat padat yaitu Naftalen dimurnikan dari pengotornya yaitu pasir tetapi tidak melalui proses pelarutan melainkan mengubah fasanya ke fasa uap. Dimasukkan Naftalen 1 gram dan juga pasir 1 gram kedalam cawan penguap lalu ditutup menggunakan kertas saring yang sudah di buat lubang-lubang kecilnya. Kemudian diletakkan corong yag sudah ditutup bagian ujung kecilnya dengan wol, corong diletakkan dengan terbalik yaitu lubang besar ke arah cawan penguap. Lalu cawan tersebut dipanaskan, tidak lama kemudian corong menjadi buram hal itu dikarenakan adanya uap naftalan yang keluar melalui kertas saring yang sudah di lubangi tersebut, setelah beberapa menit mulai terbentuk kristal di dinding corong. Ketika kristalnya sudah terbentuk banyak maka corongnya di ambil dan kristalnya di pisahkan dan dikeringkan untuk di uji titik lelehnya. Kristal yang terbentuk itu terletak di seluruh bagian dalam dari corong dan juga pada wol, namun pada kertas saring tidak ada yang terbentuk. Pada cawan hanya tertinggal pasir yang berwana kecoklatan. Setelah kristalnya dingin dan dimasukkan ke dalam pipa kapiler kemudian di uji titik lelehnya didalam air yang mendidih. Pada suhu 72oC kristal tepat meleleh dan pada suhu 80,3oC kristalnya sudah meleleh seluruhnya. Pada pemurnian ini di dapatkan Naftalen yang sudah murni (Naftalen yang bebas dari pengotor) hal ini dapat dilihat dari titik leleh yang di dapatkan hampir sama dengan titik leleh senyawa Naftalen murni yang telah kami lakukan pada percobaan sebelumnya.
IX. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik setelah melakukan percobaan ini ialah:
- Rekristalisasi dapat dikatakan proses pemurnian suatu zat padat dari pengotornya, dimana zat tersebut akan dilarutkan dalam suatu pelarut lalu di kristalkan di dalam air es.
- Pelarut yang digunakan pada percobaan rekristalisasi yaitu pelarut yang dapat melarutkan zat padat yang akan di uji dan juga dapat melarutkan zat pengotornya. Pelarut yang digunakan harus dalam suhu tinggi agar proses pelarutannya cepat.
- Untuk menjernihkan dan menghilangkan warna dari larutan dapat ditambahkan karbon aktif ke dalam larutan tersebut, contoh karbon aktif yang dapat digunakan yaitu norit.
- Prinsip dari proses rekristalisasi terletak pada perbedaan kekuatan untuk larut antara zat yang ingin di murnikan dengan zat pengotor yang digunakan di dalam suatu pelarut.
X. PERTANYAAN
Seteleh selesai menganalisis laporan diatas jawablah pertanyaan dibawah ini:
1. Pada percobaan rekristalisasi mengapa pelarut yang digunakan air yang mendidih bukan air biasa?
2. Pada percobaan rekristalisasi ditambahkan norit kedalam campuran Asam benzoat dan gula, apakah fungsi norit tersebut?
3. Mengapa pada percobaan sublimasi zat pengotor yang digunakan itu zat padat yang tidak dapat larut seperti zat padat yang akan dimurnikan?
XI. DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, M. Natsir. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta: Gramedia
Rositawati, A.L. dan Danny S. 2013. Rekristalisasi Garam Rakyat dari Daerah Demak untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri. Vol. 2, No.2
Tim Kimia Organik. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi : Universitas Jambi
Wati, W.I. dan Any G. 2012. Penetapan Kadar Asam Benzoat dalam Beberapa Merek Dagang Minuman Ringan Secara Spektrofotometri Ultraviolet. Jurnal Ilmiah Kefarmasian. Vol. 2, No.2
LAMPIRAN FOTO
Penimbangan Naftalen yang akan dimurnikan
Pemanasan aquades sebanyak 25 mL untuk pelarut pada proses rekristalisasi
Penyaringan campuran asam benzoat,gula dan juga norit
Pengurukan suhu pada saat kristal terbentuk pada proses rekristalisasi
Hasil dari proses sublimasi
Saya Agnes Monika Situmorang (A1C117059), akan menjawab pertanyaan nomor 2. Fungsi penambahan norit pada proses rekristalisasi adalah untuk membantu proses pemurnian senyawa tersebut. Norit akan mengikat zat pengotornya yang ada dalam zat padat tersebut untuk menghasilkan senyawa yang murni
BalasHapusSaya Ratna Kartika Sari dengan Nim 011 ingin mencoba menjawab pertanyaan no 1. Tujuan digunakannya pelarut air mendidih yakni agar zat padat tersebut cepat larut dibandingkan menggunakan air biasa.
BalasHapusSaya agustri manda sari (A1C117035) akan mencoba menjawab pertanyaan nomor 3 3. Zat pengotor yang digunakan pada proses sublimasi adalah zat yang tidak dapat larut karena katika dipanaskan zat padat tersebut tidak ikut menguap seperti zat padat yang akan dimurnikan
BalasHapus