LAPORAN
PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK I
PERCOBAAN IX
"KEISOMERAN GEOMETRI"
SEPRIDA ANJELINA TARIGAN
(NIM : A1C117051)
DOSEN PENGAMPU :
Dr. Drs. SYAMSURIZAL., M.Si
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2019
VIII. DATA PENGAMATAN
No.
|
Perlakuan
|
Pengamatan
|
1.
|
Apel hijau
ditumbuk dan diambil cairan/ekstraknya
|
Warnanya coklat
|
2.
|
Ekstrak apel
(asam maleat) diambil 20 mL dimasukkan ke dalam labu dasar bulat
|
Warna ekstrak coklat
|
3.
|
Ditambahkan HCl
15 mL
|
Warna larutan
semakin coklat pekat
|
4.
|
Direfluks selama
kurang lebih 15 menit dengan suhu 70oC
|
Warna larutan
semakin lama semakin pekat lagi
|
5.
|
Hasil refluks
disaring 2 kali dengan menggunakan corong Buchner
|
Hasil penyaringan
masih bewarna coklat dan endapan dikertas saring berwarna hitam
|
6.
|
Dijenuhkan larutan
yang sudah disaring
|
Tidak mengkristal
dan baunya seperti caramel
|
IX. PEMBAHASAN
Isomer
geometri atau isomer cis dan trans dapat terjadi karena perbedaan letak atau
gugus didalam susunannya. Isomer geometri ini tidak dapat terjadi pada senyawa
yang strukturnya berbentuk linear, trigonal planar, atau tetrahedral tetapi
dapat terjadi pada senyawa yang strukturnya berbentuk segiempat planar dan
oktahedral. Saah satu senyawa yang mengalami isomer geometri ialah asam maleat
dan asam fumarat yang mana isomer cis dan transnya dari butendiot. Asam maleat
berada ada posisi cis sedangkan asam fumarat berada pada posisi trans. Asam
maleat lebih mudah larut dalam air dibandingkan dengan asam fumarat sehingga
asam fumarat lebih mudah mengkristal ketika di refluks. (http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/)
Pada
percobaan yang berjudul “Keisomeran Geometri” ini dilakukan percobaan mengubah
asam maleat menjadi asam fumarat. Pada
praktikum yang telah kami lakukan asam maleat yang digunakan bukan
larutan asam maleat asli melainkan diganti dengan menggunakan ekstrak apel hijau.
Mengapa digunakan apel hijau karena didalamnya terkandung asam maleat yang
biasanya berfungsi sebagai pencegah dalam gangguan pencernaan. Asam maleat
memiliki sifat yang mudah larut dalam air.
Langkah
pertama yang dilakukan ialah membuat larutan asam maleat dari apel hijau, apel
hijau dicuci dan digerus, kemudian cairan/ektraknya diambil dimana warna ekstrak
dari apel ini coklat, warna berubah menjadi coklat karena mengalami reaksi
oksidasi dikarenakan adanya udara dan air yang dapat bereaksi dengan apel
tersebut. Disini ektraknya yang digunakan hanya 20 mL, ektrak 20 mL tersebut
dimasukkan kedalam labu dasar bulat yang sudah berisi batu didih, fungsi batu
didih ialah untuk meratakan panas dalam labu dan kemudian ditambahkan dengan
HCl 15 mL namun sebelum diukur volume HCl menggunakan gelas kimia terlebih
dahulu dimasukkan aquades untuk menghindari pecahnya galas kimia. Pada saat
penambahan HCl warna larutan menjadi lebih pekat dari sebelumnya dan suhunya
sedikit naik. Pada saat penambahan HCl inilah terjadinya perubahan dari asam
maleat menjadi asam fumarat karena HCl yang sebagai katalis dalam proses yang
memprotonasi salah satu gugus karbonilnya dengan demikian ikatan rangkapnya
beresonansi dan pada ikatan tunggal terjadi rotasi dan selanjutnya katan
rangkapnya kembali beresonansi.
Selanjutnya
dilakukan proses refluks, dimana proses refluks ini berfungsi untuk memanaskan asam
fumarat. Dilakukan refluks selama kurang lebih 15 menit dan suhunya diperhatikan
jangan sampai melewati 75oC. Selama proses refluks dilakukan warna
larutan didalam labu tersebut semakin lama semakin pekat. Setelah selesai
dipanaskan maka larutan tersebut disaring, karena pada penyaringan pertama
larutan masih berwarna coklat pekat maka kami melakukan penyaringan dua kali
dan hasilnya masih berwarna coklat tapi sudah sedikit pudar. Warna endapan pada
kertas saring tersebut berwarna hitam. Setelah selesai disaring maka dijenuhan
larutan tersebut dengan menggunakan air es. Setelah ditunggu beberapa lama
larutan tersebut tidak menghasilkan kristal. Bau larutannya seperti caramel dan
warnanya coklat.
Mengapa
tidak terbentuknya kristal pada percobaan ini mungkin diakibatkan beberapa
faktor, yang pertama dikarenakan kandungan didalam apel hijau tersebut tidak
hanya asam fumarat yang mungkin dapat mempengaruhi hasilnya atau presentasi
asam fumarat dalam apel hijau tersebut hanya sedikit, yang kedua penggunaan
alat yang kurang bersih.
X.
KESIMPULAN
Adapun
kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah dilakukan:
1. Asam
maleat dan asam fumarat memiliki rumus molekul yang sama yaitu HO2CCH=CHCO2H
tetapi meskipun memiliki rumus molekul yang sama asam maleat lebih mudah larut
dalam air dibandingkan dengan asam fumarat dan titik leleh asam maleat lebih
rendah dari asam fumarat.
2. Ekstrak
apel hijau digunakan karena didalam apel hijau terdapat kandungan asam maleatnya
namun kandungan tersebut tidak dapat diketahui presentasinya.
3. Asam
maleat berada pada posisi cis dan asam fumarat berada pada posisi trans
sehingga salah satu contoh dari isomer geometri ialah asam maleat dan asam
fumarat.
X. PERTANYAAN
Jawablah
pertanyaan dibawah ini setelah menyimak penjelasan laporan keisomeran geometri
diatas:
1. Mengapa pada percobaan ini digunakan asam maleat dan asam fumarat?
2. Apakah
yang menyebabkan percobaan ini gagal atau tidak terbentuknya kristal?
3. Apakah
yang terjadi pada proses refluks?
XI. DAFTAR PUSTAKA
(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/)
(http://syamsurizal.staff.unja.ac.id/2019/04/20/keisomeran-geometri-transformasi-asam-maleat-menjadi-asam-fumarat/)
Rivai. 1994. Asas
Pemeriksaan Kimia. Jakarta: Universitas Indonesia press
Syabatini, Annisa. 2009. Pembuatan
Cis dan Trans Kalium Dioksalatodiakuokromat. Diakses tanggal 23 April 2019
http://annisafushie.
wordpress.com/2009/11/25/Pembuatan-cis-dan-trans-kalium-dioksalatodiakuokromat.html
Tim Kimia Organik I. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Organik I. Jambi : Universitas Jambi
LAMPIRAN
Rangkaian alat refluks
Proses refluks
Proses penyaringan setelah selesai refluks
Endapan hitam dari proses penyaringan
Putri Ayu indah Lestari (05) akan menjawab pertanyaan nomor 2 mengenai penyebab kegagalan percobaan ini yaitu dikarenakan beberapa hal yang pertama sampel apel hijau tersebut kandungan didalamnya tidak hanya asam maleat yang mungkin dapat mengganggu percobaan ini dan kemungkinan kedua alat yang digunakan tidak bersih dari larutan- larutan lain dan mengakibatkan terganggunya sampel asam maleat. Selanjutnya hal lain yang mempengaruhi yaitu pelarut dari apel tersebut karena kita menggunakan sampel murni yang mengandung zat lain, sehingga kita harus mengetahui pelarut yang sesuai. Maka peneliti harus paham dan menguasai sebelummya
BalasHapusNama saya Hefty Juwita (A1C117053), akan menjawab pertanyaan nomor 1. Menurut saya, pada percobaan ini digunakan asam maleat dan asam fumarat karena percobaan yang berjudul keisomeran geometri atau yang sering disebut isomer cis dan trans ini digunakan asam maleat dan asam funarat yang keduanya berposisi pada cis dan trans. Asam maleat berada pada posisi cis dan asam fumarat berada pada posisi trans. Terimakasih.
BalasHapussaya ika ermayanti nim 031 saya akan menjawab pertanyaan nomor 3 dimana Pada proses refluks larutan yang didalam labu dasar bulat tersebut semakin coklat dan baunya timbul seperti caramel dan ketika disaring ada terdapat endapa hitam dikertas saring.
BalasHapus