1. Morfin
Morfin merupakan jenis Alkaloid analgesik kuat. Morfin ini bekerja untuk menghilangkan rasa sakit atau nyeri pada bagian sistem saraf pusat. Morfin jika dikonsumsi akan menyebabkan tubuh tak sadarkan diri, kantuk, lesu. Obat Morfin ini tidak di perjual belikan dengan sembarangan jadi harus dengan resep dokter. Biasanya obat ini digunakan pada penderita kanker stadium lanjut hal ini digunakan agar rasa nyeri yang diderita pasien dapat berkurang. Banyak orang beranggapan bahwasannya obat ini jenis narkotika namun hal itu bukanlah benar karena jika kita mengonsumsi obat ini tentu sangat bermanfaat. Senyawa Morfin ini dapat ditemukan pada tumbuhan dan juga hewan. Salah satu tumbuhan penghasil Morfin adalah opium.
Opium
Selain bermanfaat sebagai penghilang rasa nyeri, Morfin juga bermanfaat mengobati, merawat, dan mengontrol penyakit kanker, analgesik, pascaoperasi, anestesi, nyeri kronis, dan asma jantung. Obat ini sangat bermanfaat jika dikonsumsi secara benar namun akan sangat berbahaya jika mengonsumsinya dengan dosis tinggi dan tanpa pengawasan dokter karena dengan hal ini akan membuat ketergantungan. Bagi wanita yang lagi program hamil dan yang sedang hamil disarankan agar tidak mengonsumsi obat ini.
2. Quinine
Quinine (Kuinina) adalah jenis Alkaloid berbentuk kristal putih yang memiliki rasa pahit. Senyawa ini bermanfaat sebagai antimalaria, hal ini dikarenakan pada senyawa kuinina ini terdapat Plasmodium falciparum. Kuinina merupakan stereoisomer dari kuinidina yang mana pengobatan malaria ini sudah lama diketahui yaitu mulai dari abad ke-17. Kuinina ini ditemukan pertama kalo oleh suku Indian yaitu didalam tumbuhan kina "putri raja".
Kodein adalah jenis dari Alkaloid yang dimanfaatkan sebagai obat batuk. Biasanya obat dari kodein ini dapat menyebabkan kecanduan apabila dikonsumsi tidak sesuai arahan dokter. Selain sebagai obat batuk kodein ini juga dimanfaatkan sebagai obat analgesik. Obat ini merupakan opiat sinteti alkaloid yang tergolong sebagai neurotransmiter peptida yang bekerja sebagai reseptor opiat pengikat protein.
2. Quinine
Quinine (Kuinina) adalah jenis Alkaloid berbentuk kristal putih yang memiliki rasa pahit. Senyawa ini bermanfaat sebagai antimalaria, hal ini dikarenakan pada senyawa kuinina ini terdapat Plasmodium falciparum. Kuinina merupakan stereoisomer dari kuinidina yang mana pengobatan malaria ini sudah lama diketahui yaitu mulai dari abad ke-17. Kuinina ini ditemukan pertama kalo oleh suku Indian yaitu didalam tumbuhan kina "putri raja".
Kina "putri raja"
Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk yang mana dengan gigitan tersebut akan menyebabkan parasit masuk kedalam tubuh dan hidup didalam sel darah merah, maka dengan pengobatan kuinina ini akan membunuh parasit yang masuk kedalam tubuh. Dalam penggunaan kuinina ini haruslah berhati-hati, dosis setiap orang berbeda-beda dalam mengonsumsinya jadi harus sesuai dengan anjuran dokter. Jika mengonsumsi obat tentu memiliki efek samping jadi sama dengan kuinina ini jika mengonsumsinya maka akan timbul beberapa efek samping seperti sakit kepala, mual, diare, dan muntah, namun itu hanya efek samping biasa. Ada juga efek samping yang lebih serius jika dalam mengonsumsinya salah, seperti alergi, pendarahan, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, ganguan jantung, kejang, otot melemah, dan nyeri dada.
3. Atropin
Atropin adalah suatu Alkaloid yang digunakan sebagai tetes mata. Atropin biasanya diteteskan sebelum dilakukan pemeriksaan mata untuk melebarkan pupil. Selain itu Atropin ini dapat digunakan sebagai pengobatan mata malas. Atropin bekerja dengan memblokir atau melemahkan asetilkolin kimia, dengan begitu otot siliaris akan melemas dan akhirnya pupil melebar. Tumbuhan penghasil Atropin ini yaitu kecubung.
Kecubung
4. Kodein
Kodein adalah jenis dari Alkaloid yang dimanfaatkan sebagai obat batuk. Biasanya obat dari kodein ini dapat menyebabkan kecanduan apabila dikonsumsi tidak sesuai arahan dokter. Selain sebagai obat batuk kodein ini juga dimanfaatkan sebagai obat analgesik. Obat ini merupakan opiat sinteti alkaloid yang tergolong sebagai neurotransmiter peptida yang bekerja sebagai reseptor opiat pengikat protein.
PERMASALAHAN:
1. Mengapa pada wanita hamil, program hamil dan menyusui banyak obat yang dilarang untuk dikonsumsi? Apakah yang akan terjadi jika wanita hamil, program hamil dan menyusui tersebut mengonsumsinya contohnya seperti Morfin padahal Morfin tersebut dihasilkan dari tumbuhan opium?
2. Pada tanaman kina bagian yang sering dimanfaatkan adalah bagian kulitnya, jadi apakah umur dari tumbuhan itu mempengaruhi hasil senyawa kuininanya? dan manakah yang lebih baik digunakan ketika masih muda atau ketika sudah tua tumbuhan kina tersebut?
3. Pada permen karet terdapat kandungan alkaloid jenis nikotina, jadi apakah kandungan nikotina pada permen karet tersebut sama bahaya dengan kandungan nikotina pada rokok? dan apakah nikotina tersebut dapat membuat kecanduan?
2. Pada tanaman kina bagian yang sering dimanfaatkan adalah bagian kulitnya, jadi apakah umur dari tumbuhan itu mempengaruhi hasil senyawa kuininanya? dan manakah yang lebih baik digunakan ketika masih muda atau ketika sudah tua tumbuhan kina tersebut?
3. Pada permen karet terdapat kandungan alkaloid jenis nikotina, jadi apakah kandungan nikotina pada permen karet tersebut sama bahaya dengan kandungan nikotina pada rokok? dan apakah nikotina tersebut dapat membuat kecanduan?
3. Permen karet nikotin merupakan alat bantu sementara untuk mengurangi gejala putus zat nikotin setelah berhenti merokok. Permen karet ini tidak dapat disamakan dengan permen karet biasa dan tidak baik dikonsumsi dalam jangka panjang. Karena dapat berakibat buruk terhadap kesehatan penggunanya. Karena sifatnya dapat menstimulus kerja saraf otonom, jadi dapat membuat candu bagi penggunanya. Seseorang tidak diperbolehkan mengonsumsi lebih dari 24 buah permen karet nikotin dalam sehari dan dalam jangka waktu lebih dari tiga bulan.
BalasHapus1. Morfin yang terdapat didalam tumbuhan opium memang memiliki banyak manfaat untuk pengobatan akan tetapi jika penggunaan morfin tersebut salah dapat menjadikannya suatu bahaya apalagi tanpa pengawasan dokter seperti pada ibu hamil atau sedang program hamil dilarang untuk mengonsumi dikarenakan janin pada kandungan tersebut sangat sensitif terhadap zat-zat yang dikonsumsi oleh ibu nya itulah sebabnya ibu hamil tidak boleh mengonsumsi obat-obatan misalnya morfin ini
BalasHapusSaya akan menjawab permasalahan no 2. Menurut saya umur dari pohon kina tentu mempengaruhi kandungan senyawa alkaloid di dalamnya,dan juga perlu diketahui bahwa kandungan senyawa alkaloid pada setiap pohon kina itu selalu berbeda-beda kadarnya. Biasanya tanaman kina ini siap ditebang serta diambil kulitnya dan siap digunakan sebagai produk obat yakni pohon kina yang berumur 9-11 tahun.
BalasHapus